Mengenal Tafsir Tarbawi Bagian III
Dr.
Rosidin, M.Pd.I
http://www.dialogilmu.com
EVALUASI
PENDIDIKAN ISLAM
Untuk
menilai kualitas pembelajaran, dibutuhkan evaluasi. Evaluasi pembelajaran dapat
ditujukan pada tiga aspek: sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. Evaluasi
sebelum pembelajaran berupa tafakkur yang bertujuan mendesain
pembelajaran berdasarkan data yang dimiliki (Q.S. al-Nahl [16]: 44)
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ
إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44)
Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan (Q.S. al-Nahl [16]: 44).
Evaluasi
selama pembelajaran berupa muraqabah yang bertujuan mengawasi (monitoring)
proses pembelajaran agar kondusif (Q.S. Qaf [50]: 18)
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya, melainkan ada
di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (Q.S.
Qaf [50]: 18)
Evaluasi
setelah pembelajaran berupa muhasabah yang bertujuan menilai tingkat prestasi
belajar (Q.S. Ali ‘Imran [2]: 142)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ
اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ (142)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata
orang-orang yang sabar (Q.S. Ali ‘Imran [2]:
142).
Apakah
tergolong “juara”, “lulus” atau “remidi” (Q.S. Fathir [35]: 32)
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ
عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ
سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32)
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang
yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya
diri mereka sendiri (zhalim), dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian
itu adalah karunia yang amat besar (Q.S.
Fathir [35]: 32).
KUALITAS
PENDIDIKAN ISLAM
Prestasi
belajar mencerminkan kualitas pendidikan. Dari segi cakupannya, kualitas
pendidikan adakalanya berskala lokal (Q.S. al-Taubah [9]: 122)
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ
مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
(122)
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S.
al-Taubah [9]: 122).
berskala
nasional (Q.S. Yusuf [12]: 54-55)
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا
كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ (54) قَالَ
اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (55)
Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku
memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap
dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang
yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". Berkata Yusuf: “Jadikanlah
aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga,
lagi berpengetahuan" (Q.S. Yusuf [12]: 54-55)
hingga
berskala internasional (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S. al-Anbiya’
[21]: 107).
Semakin
luas skala kualitas pendidikan, semakin besar tuntutan perbaikan komponen
pendidikan. Setidak-tidaknya dibutuhkan perbaikan yang berkelanjutan terhadap tiga
komponen pokok pendidikan Islam, yaitu: komponen insani, institusi dan solusi,
sebagaimana bahasan berikut:
KOMPONEN
INSANI PENDIDIKAN ISLAM
Pertama, komponen insani, yaitu pendidik, peserta didik dan stakeholders.
Pendidik adalah seluruh tenaga pendidik yang terlibat secara langsung, seperti
guru (Q.S. al-Najm [53]: 5-10)
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (5) ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى (6) وَهُوَ
بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى (7) ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى (8) فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ
أَوْ أَدْنَى (9) فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى (10)
(5) Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. (6) Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang
asli. (7) Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. (8) Kemudian dia mendekat,
lalu bertambah dekat lagi. (9) Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak)
dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (10) Lalu dia menyampaikan
kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan (Q.S. al-Najm [53]: 5-10).
maupun
tidak langsung, seperti pustakawan (Q.S. al-Naml [27]: 38-40)
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا
قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (38) قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا
آَتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ
أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آَتِيكَ بِهِ
قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآَهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ
قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ
شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ
كَرِيمٌ (40)
(38) Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara
kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". (39) Berkata 'Ifrit
(yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya
aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". (40)
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk
karena Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia" (Q.S.
al-Naml [27]: 38-40)
Peserta
didik adalah seluruh warga belajar yang beraneka-ragam (Q.S. al-Lail [92]: 4),
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى (4)
Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda (Q.S. al-Lail [92]: 4).
namun
sama-sama memiliki potensi terbaik (Q.S. al-Tin [95]: 4)
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. al-Tin [95]: 4).
Stakeholders meliputi segenap pihak yang berkepentingan terhadap
pendidikan, mulai dari pihak pemerintah (Q.S. al-Nisa’ [4]: 59)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan mendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S. al-Nisa’ [4]: 59).
orangtua
(Q.S. al-Shaffat [37]: 102)
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى
فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)
Maka tatkala anak itu (Isma’il) sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa
pendapatmu!" dia menjawab: "Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar" (Q.S. al-Shaffat [37]:
102)
koorporasi
atau perusahaan (Q.S. al-Qashash [28]: 26)
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ
اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ (26)
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai
ayahanda, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya" (Q.S. al-Qashash
[28]: 26)
tokoh
masyarakat (Q.S. al-Kahfi [18]: 94-97)
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ
مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ
فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آَتُونِي
زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا
حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آَتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا
اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97)
(94) Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj
itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami
dan mereka?" (95) Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan
kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan
mereka. (96) Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu
telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain:
"Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah
seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar
aku kutuangkan ke atas besi panas itu". (97) Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (Q.S. al-Kahfi [18]: 94-97).
hingga
anggota masyarakat (Q.S. al-Naml [27]: 32-33)
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ
قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ (32) قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ
وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (33)
Berkata dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah
aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu
persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)". Mereka menjawab:
"Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan" (Q.S. al-Naml [27]: 32-33).
KOMPONEN
INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
Kedua, komponen institusi. Institusi pendidikan ada tiga,
yaitu lembaga pendidikan formal seperti sekolah (Q.S. al-Taubah [9]: 108)
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ
أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ
يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ (108)
Janganlah kamu shalat di dalam masjid itu
selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid
Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut untuk kamu (jadikan tempat) shalat
di dalamnya. Di dalam masjid itu, ada orang-orang yang ingin menyucikan diri.
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suci (Q.S. al-Taubah [9]: 108).
lembaga
pendidikan non-formal seperti pesantren (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 37)
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا
حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا
الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا
قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ (37)
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nadzar) dengan penerimaan
yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan
Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab,
ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab (Q.S. Ali ‘Imran [3]:
37)
dan
lembaga pendidikan informal seperti keluarga (Q.S. al-Tahrim [66]: 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan (Q.S. al-Tahrim [66]: 6)
atau
masyarakat (Q.S. al-Taubah [9]: 112)
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ
الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآَمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (112)
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang
beribadat, yang memuji, yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh
berbuat makruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum
Allah. Dan bergembiralah orang-orang mukmin itu
(Q.S. al-Taubah [9]: 112).
termasuk
media massa (Q.S. al-Hujurat [49]: 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (6)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayun) agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (Q.S. al-Hujurat [49]: 6).
Sedangkan
dari segi usia peserta didik, institusi pendidikan terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu pranatal atau pendidikan sebelum anak lahir di dunia
(Q.S. Ali ‘Imran [3]: 38)
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (38)
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya
berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"
(Q.S. Ali ‘Imran [3]: 38).
pedagogi atau pendidikan anak (PAUD, TK, SD, SMP) (Q.S.
al-Kahfi [18]: 10)
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آَتِنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (10)
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari
tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami,
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami,
petunjuk yang lurus dalam urusan Kami (ini). (Q.S.
al-Kahfi [18]: 10)
dan
andragogi atau pendidikan orang dewasa (SMA, Perguruan Tinggi) (Q.S.
al-Furqan [25]: 74)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74)
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, mohon
anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan mohon jadikanlah kami, imam bagi orang-orang yang
bertakwa (Q.S. al-Furqan [25]: 74).
Wallahu A'lam bi al-Shawab.