Tafsir Tematik Terma "Al-Qur'an"
Dr.
Rosidin, M.Pd.I
http://www.dialogilmu.com
Fungsi dan Kandungan al-Qur’an
Pertama,
al-Qur’an sebagai al-Majid.
بَلْ هُوَ قُرْآَنٌ مَجِيدٌ (21) فِي لَوْحٍ
مَحْفُوظٍ (22) ﴿البروج / 27﴾
Bahkan
yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam
Lauh Mahfuzh.
Catatan: Analisis tafsir tematik ini didasarkan pada urutan turunnya Surat. Misalnya, Surat al-Buruj menempati posisi Surat ke-27, sehingga dianalisis lebih dulu dibandingkan Surat Qaf yang menempati posisi Surat ke-34. Padahal menurut urutan mushhaf al-Qur'an, Surat al-Buruj menempati posisi ke-85, sedangkan Surat Qaf menempati posisi ke-50.
ق وَالْقُرْآَنِ الْمَجِيدِ (1) بَلْ عَجِبُوا أَنْ
جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ (2) ﴿ق
/ 34﴾
Qaaf.
Demi al-Qur’an yang sangat mulia. (Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka
tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari
(kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir :"Ini adalah
suatu yang amat ajaib."
Catatan:
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang kemuliaannya sempurna. Kemuliaan al-Qur’an
dibandingkan jenis kalimat lainnya adalah al-Qur’an mencakup makna-makna
tertinggi yang bermanfaat untuk memperbaiki manusia. Inilah yang disebut dengan
‘kemulimuaan al-Qur’an’. Sedangkan kesempurnaan kemuliaan al-Qur’an dikarenakan
susunan dan sastra al-Qur’an dapat dipahami oleh manusia tanpa ada ‘mediator
atau perantara’. Hal ini berbeda dengan bentuk wahyu lainnya yang membutuhkan
perantara, yaitu melalui para Nabi dan Rasul.
Kedua,
al-Qur’an sebagai al-Dzikr.
ص وَالْقُرْآَنِ ذِي الذِّكْرِ (1) ﴿ص / 38﴾
Shaad,
demi al-Qur’an yang mempunyai keagungan.
Catatan:
Fungsi al-Qur’an sebagai al-Dzikr adalah memberi peringatan kepada
manusia tentang apa yang mereka lalaikan. Fungsi al-Qur’an sebagai al-Dzikr
tersebut melalui peringatan-peringatan maupun penjelasan-penjelasan yang
terkandung dalam al-Qur’an, terutama tentang hal-hal yang penting dalam
kehidupan manusia, baik berupa syariat maupun lainnya. Zamakhsari memaknai al-Qur’an
sebagai al-Dzikr ini sebagai kitab suci yang mulia dan populer.
Pemaknaan ini selaras dengan popularitas al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat sejak
masa kenabian hingga masa kini.
Ketiga,
al-Qur’an sebagai al-Hakim.
وَالْقُرْآَنِ الْحَكِيمِ (2) ﴿يس / 41﴾
Demi
al-Qur’an yang penuh hikmah.
Catatan:
Al-Qur’an sebagai al-Hakim adalah al-Qur’an yang memiliki hikmah atau
dalil yang dapat berbicara dengan penuh hikmah seolah-olah makhluk hidup.
Hikmah merupakan sifat bagi orang yang berakal. Dengan label al-Hakim, seolah-olah
al-Qur’an memiliki “ruh” yang menghasilkan ‘daya hidup’, ‘tujuan’ dan
‘kehendak’.
Keempat,
al-Qur’an sebagai al-Mubin.
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ
هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآَنٌ مُبِينٌ (69) ﴿يس / 41﴾
Dan
Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah
layak baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang
memberi penerangan.
Catatan:
Al-Qur’an sebagai al-Mubin berarti al-Qur’an memberikan penjelasan
tentang hukum-hukum Islam dan sebagainya. Menurut para pakar, al-Qur’an
memberikan ide-ide dasar, terutama terkait nilai kebenaran [metafisis dan
saintis] dan nilai moral. Selain itu, al-Qur’an sebagai al-Mubin
menunjukkan bahwa al-Qur’an benar-benar kitab suci samawi yang tidak bercampur
dengan perkataan manusia sama sekali.
Kelima,
al-Qur’an sebagai al-Karim.
وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (76) إِنَّهُ لَقُرْآَنٌ
كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
(79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80) ﴿الواقعة / 46﴾
Sesungguhnya
sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. Sesungguhnya Al-Qu’ran
ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh),
tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
Catatan:
Al-Qur’an sebagai al-Karim memiliki empat makna, yaitu: al-Qur’an itu mulia
di sisi Allah SWT; al-Qur’an itu sungguh agung manfaatnya bagi manusia; al-Qur’an
itu mulia karena kemuliaan isi kandungannya, misalnya tentang akhlak-akhlak
terpuji; al-Qur’an itu memuliakan orang yang menghafalnya dan menghormati orang
yang membacanya.
Keenam,
al-Qur’an sebagai al-Syifa’ dan Rahmah.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (82) ﴿الإسراء / 50﴾
Dan
Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.
Ketujuh,
al-Qur’an sebagai al-‘Azhim.
وَلَقَدْ آَتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآَنَ
الْعَظِيمَ (87) ﴿الحجر / 54﴾
Dan
sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan
al-Qur’an yang agung.
Catatan:
Al-Qur’an sebagai al-‘Azhim menunjukkan bahwa turunnya al-Qur’an
merupakan kenikmatan yang sangat besar bagi umat manusia.
Kedelapan,
al-Qur’an sebagai Huda.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (185) ﴿البقرة / 87﴾
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Keistimewaan al-Qur’an
Pertama,
Diturunkan secara berangsur-angsur.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ
الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا (31) وَقَالَ الَّذِينَ
كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآَنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ
لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا (32) ﴿الفرقان / 42﴾
Dan
seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang
yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. Berkatalah orang-orang yang kafir:
"Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?";
demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara
tartil (teratur dan benar).
Kedua,
Diturunkan dari Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
وَإِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْآَنَ مِنْ لَدُنْ
حَكِيمٍ عَلِيمٍ (6) ﴿النمل / 48﴾
Dan
sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur'an dari sisi (Allah) Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآَنٍ
وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ
فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا
فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ (61) ﴿يونس / 51﴾
Kamu
tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur’an
dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu
di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun
sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan
tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Ketiga,
Kemu’jizatan al-Qur’an.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ
يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ
كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا (88) ﴿الإسراء/ 50﴾
Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’an
ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."
Keempat,
Keterjaminan Orisinalitas atau Keaslian al-Qur’an.
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآَنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ
بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ
أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ (15) ﴿يونس / 51﴾
Dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang
tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah al-Qur’an
yang lain dari ini atau gantilah dia." Katakanlah: "Tidaklah patut
bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa
yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku
kepada siksa hari yang besar (kiamat)."
وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآَنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ
دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ
لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37) ﴿يونس / 51﴾
Tidaklah
mungkin al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur’an itu)
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta
alam.
Kelima,
Keagungan al-Qur’an.
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ
لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ
نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (21) ﴿الحشر / 101﴾
Kalau
sekiranya Kami turunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
Keenam,
Diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi (Asbab al-Nuzul).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ
أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْأَلُوا عَنْهَا حِينَ
يُنَزَّلُ الْقُرْآَنُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا وَاللَّهُ
غَفُورٌ حَلِيمٌ (101) ﴿المائدة / 113﴾
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal
yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan
di waktu al-Qur’an itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah
memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Respon
Positif melalui Fungsionalisasi al-Qur’an
Pertama,
Membaca al-Qur’an dengan tartil.
أَوْ
زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا (4) ﴿المزمل / 3﴾
Atau
lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
Kedua,
Membaca al-Qur’an sesuai dengan kemampuan.
إِنَّ
رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ
وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا
تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآَنِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآَخَرُونَ
يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآَخَرُونَ
يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ
خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ (20) ﴿المزمل / 3﴾
Sesungguhnya
Tuhanmu mengetahui bahwa kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam,
atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang.
Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari al-Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara
kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan
Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur’an dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling
besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ketiga,
Menghafalkan al-Qur’an.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ
مِنْ مُدَّكِرٍ (17) ﴿القمر / 37﴾
Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran (dihafal), maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?
Keempat,
Mendengarkan al-Qur’an dengan khidmat.
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآَنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ
وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (204) ﴿الأعراف / 39﴾
Dan
apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Kelima,
Membacakan al-Qur’an kepada orang lain.
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ
الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ (91) وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآَنَ فَمَنِ اهْتَدَى
فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ
الْمُنْذِرِينَ (92) ﴿النمل / 48﴾
Aku
hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah
menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan
supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya aku membacakan al-Qur’an
(kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia
hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat
maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang
pemberi peringatan."
Keenam, Menjadikannya sebagai pemandu untuk beramal shalih.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (9) ﴿ الإسراء / 50﴾
Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
Ketujuh, Membaca al-Qur’an dengan penuh etika (akhlak).
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) ﴿النحل / 70﴾
Apabila
kamu membaca al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan
yang terkutuk.
Kedelapan,
Menelaah isi kandungan (tadabbur) al-Qur’an.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ
مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (82) ﴿النساء /
92﴾
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran? Kalau kiranya al Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى
قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (24) ﴿محمد / 95﴾
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?
Kesembilan,
Mengajarkan al-Qur’an.
الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآَنَ (2) خَلَقَ
الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4) ﴿الرحمن / 97﴾
(Tuhan)
Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al-Qur’an. Dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara.
Respon Negatif terhadap al-Qur’an
Pertama,
Mengacuhkan al-Qur’an.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا
هَذَا الْقُرْآَنَ مَهْجُورًا (30) ﴿الفرقان / 42﴾
Berkatalah
Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an itu sesuatu
yang tidak diacuhkan."
Kedua,
Menjauh dari al-Qur’an.
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآَنِ
لِيَذَّكَّرُوا وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا نُفُورًا (41) ﴿الإسراء / 50﴾
Dan
sesungguhnya dalam al-Qur’an ini Kami telah ulang-ulangi
(peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu
tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Ketiga,
Tertutup dari petunjuk al-Qur’an.
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ
وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا (45) ﴿الإسراء / 50﴾
Dan
apabila kamu membaca al-Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup.
وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ
وَفِي آَذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْآَنِ
وَحْدَهُ وَلَّوْا عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُورًا (46) ﴿الإسراء / 50﴾
Dan
Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar
mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam al-Qur’an,
niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.
Keempat,
Mengingkari al-Qur’an.
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآَنِ
مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا (89) ﴿الإسراء / 50﴾
Dan
sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Qur’an ini
tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali
mengingkari (nya).
Kelima,
Lalai terhadap isi al-Qur’an.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآَنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ
لَمِنَ الْغَافِلِينَ (3) ﴿يوسف / 53﴾
Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur’an ini
kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui.
Keenam,
Membagi-bagi isi al-Qur’an (bersikap oportunis).
كَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ (90) الَّذِينَ
جَعَلُوا الْقُرْآَنَ عِضِينَ (91) ﴿الحجر / 54﴾
Sebagaimana
(Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada
orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang telah
menjadikan al-Qur’an itu terbagi-bagi.
Ketujuh,
Membantah al-Qur’an.
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآَنِ
لِلنَّاسِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الْإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا (54) ﴿الكهف / 69﴾
Dan
sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-Qur’an ini
bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.
Kedelapan,
Memprovokasi agar orang lain mengabaikan al-Qur’an.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآَنِ
وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ (26) ﴿فصلت / 75﴾
Dan
orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya
kamu dapat mengalahkan mereka."
Wallahu
A’lam bi al-Shawab.