Mengenal Tafsir Tarbawi Bagian IV
Dr.
Rosidin, M.Pd.I
http://www.dialogilmu.com
Cover Buku Metodologi Tafsir Tarbawi karya Penulis Pribadi |
KOMPONEN
SOLUSI PENDIDIKAN ISLAM
Setiap
pendidikan pasti mengalami aneka problematika yang harus segera dicarikan
solusi (Q.S. al-Balad [90]: 4)
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ (4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada
dalam susah payah (Q.S. al-Balad [90]: 4)
Ada
tiga kategori problematika, yaitu problematika fondasional (Q.S. al-Zumar [39]:
17-18)
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا
إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ (17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ
وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ (18)
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak
menyembah-nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu
sampaikanlah berita itu kepada para hamba-Ku. Yang mendengarkan perkataan, lalu
mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal (Q.S. al-Zumar [39]: 17-18).
problematika
struktural (Q.S. al-Hadid [57]: 20)
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ
وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ
غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ
يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (20)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (Q.S. al-Hadid [57]: 20).
dan
problematika operasional (Q.S. al-‘Ashr [103]: 1-3)
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا
الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ (3)
(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian. (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati
supaya menetapi kesabaran. (Q.S. al-‘Ashr [103]:
1-3).
Komponen
solusi ini meniscayakan dua aksi sekaligus, yaitu kolaborasi (kerjasama) yang merepresentasikan
dimensi sosial (Q.S. al-Ma’idah [5]: 2)
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى
الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.
dan
kompetisi (persaingan) yang merepresentasikan dimensi individual (Q.S.
al-Baqarah [2]: 148)
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ (148)
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang
ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S. al-Baqarah [2]: 148).
didukung
strategi yang jitu (Q.S. al-Isra’ [17]: 84)
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ
هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا (84)
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalan-Nya (Q.S. al-Isra’ [17]: 84)
dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh (Q.S. al-Insyirah [94]: 5-6
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
(6)
Karena sesungguhnya, bersama kesulitan itu ada
kemudahan; sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. al-Insyirah [94]: 5-6).
REKONSTRUKSI
PENDIDIKAN ISLAM
Agar
pendidikan Islam tidak “jalan di tempat”, dalam artian hanya sibuk mengurusi
problematika yang ada, maka pendidikan Islam dituntut untuk terus-menerus
memproyeksikan perkembangan di masa depan dengan bekal pengalaman masa lalu (Q.S.
al-Hasyr [59]: 18)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ (18)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan (Q.S. al-Hasyr [59]: 18).
Inilah
yang disebut dengan rekonstruksi. Paling tidak ada tiga sasaran rekonstruksi
pendidikan Islam yang perlu diprioritaskan. Pertama, pendidikan
multikultural yang menyajikan iklim inklusif di era global yang tanpa-batas (borderless)
ini (Q.S. al-Hujurat [49]: 13)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. al-Hujurat [49]: 13)
Kedua, pendidikan seumur hidup yang menanamkan etos belajar
di segala ruang, waktu dan usia (Q.S. al-Zumar [39]: 9)
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ ءَانَاءَ الّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِماً يَحْذَرُ
الأَخِرَةَ وَيَرْجُواْ رَحْمَةَ رَبَّهِ، قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ
يَعْلَمُونَ وَالَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُونَ، إِنَّمَا يَتَذَكَّرُأُوْلُواْ الأَلْبَابِ.
(Apakah kamu hai
orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(Q.S. al-Zumar [39]: 9).
Ketiga, pembelajaran mandiri (self-directed learning)
yang mempersiapkan peserta didik dengan “kail”, bukan “diberi ikan” (Q.S.
al-Isra’ [17]: 15)
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ
فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا
مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا (15)
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah
(Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian)
dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain,
dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul (Q.S. al-Isra’ [17]: 15).
PUNCAK
PENDIDIKAN ISLAM
Diskusi
tentang topik-topik utama pendidikan Islam di atas, berpuncak pada manifestasi
nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan nyata, yang secara ringkas termaktub
dalam Surat al-Fatihah [1]: 1-7.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
(6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
وَلَا الضَّالِّينَ (7)
(1) Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (3) Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. (4) Yang Menguasai di hari Pembalasan. (5) Hanya Engkaulah yang Kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. (6) Tunjukilah
kami jalan yang lurus. (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat. (Q.S. al-Fatihah [1]:
1-7).
Wallahu A’lam bi al-Shawab.
*) Materi Mengenal Tafsir Tarbawi Bagian I s/d IV yang diulas dalam website ini hanya bagaikan “peta” yang menginformasikan rute perjalanan pendidikan
Islam dalam perspektif al-Qur’an. Tentu akan lebih indah sekaligus nyata,
apabila Anda menyelami setiap butir ayat al-Qur’an dengan menengok karya-karya
pakar yang mu’tabar (terpercaya), membandingkan dengan pengalaman
faktual di lapangan pendidikan, dan menuai makna melalui proses iqra’ yang
istiqamah.
Posting Komentar untuk "Mengenal Tafsir Tarbawi Bagian IV"