13 Tips Qur'ani Berpikir Kreatif
Empat Tahap Berpikir Kreatif versi Graham Wallas |
Dr.
Rosidin, M.Pd.I
http://www.dialogilmu.com
Pertama, Kreativitas adakalanya berstatus haram atau halal.
Misalnya, anggur dapat dibuat wine yang memabukkan (haram) atau jus yang bermanfaat
(halal) (Q.S. al-Nahl [16]: 67).
وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ
سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (67)
Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan
rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan
(Q.S. al-Nahl [16]: 67).
Kedua, Kreativitas berarti berpikir melampaui pemikiran
suatu masyarakat pada umumnya (out of the box). Misalnya, Nabi Yusuf AS
menyarankan agar masyarakat menyimpan hasil panen tetap pada tangkainya, sehingga
lebih awet, padahal mereka tidak mengenal metode penyimpanan seperti itu
sebelumnya (Q.S. Yusuf [12]: 47).
قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ
فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ (47)
Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali
sedikit untuk kamu makan” (Q.S. Yusuf [12]: 47).
Ketiga, Kreativitas bisa mengambil inspirasi dari beragam
sumber, termasuk tingkah laku binatang. Misalnya, Qabil mampu menguburkan
jenazah Habil setelah terinspirasi perilaku burung gagak (Q.S. al-Ma’idah [5]:
31)
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ
يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ
هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ (31)
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya. berkata Qabil: “Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”
karena itu jadilah Dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (Q.S. al-Ma’idah [5]: 31).
Manusia mampu membuat
pesawat terbang setelah memperhatikan burung yang terbang dengan mengepakkan
dan mengatupkan sayap-sayapnya (Q.S. al-Mulk [67]: 19).
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ
مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ (19)
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan
dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara)
selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu (Q.S. al-Mulk [67]: 19).
Keempat, Kreativitas dapat dipicu melalui doa, agar
dianugerahi pemikiran cemerlang oleh Allah SWT. Misalnya, mengamalkan doa
Ashhabul Kahfi, “Wahai Tuhan kami, mohon Engkau anugerahkan kepada kami, rahmat
dari sisi-Mu, dan mohon sempurnakanlah petunjuk bagi kami, dalam urusan kami”
(Q.S. al-Kahfi [18]: 10).
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آَتِنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (10)
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam
gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari
sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami
(ini)” (Q.S. al-Kahfi [18]: 10).
Kelima, Kreativitas tidak terpaku pada satu metode,
melainkan mampu memanfaatkan beragam metode untuk menuai hasil yang diinginkan.
Misalnya, Nabi Ya’qub AS menyarankan putra-putranya agar memasuki Kota Mesir
dari banyak pintu gerbang agar tidak ditangkap para prajurit kerajaan (Q.S.
Yusuf [12]: 67).
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا
مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُتَوَكِّلُونَ (67)
Dan Ya'qub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk
dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun
dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah;
kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakkal berserah diri” (Q.S. Yusuf [12]: 67).
Keenam, Kreativitas membutuhkan proses yang relatif panjang,
bukan instan, karena terdapat mekanisme penyempurnaan (revisi) agar menjadi
produk berkualitas. Misalnya, proses penciptaan manusia dimulai dari saripati
tanah, nuthfah, zigot, bakal janin hingga menjadi janin paripurna yang
siap dilahirkan (Q.S. al-Mu’minun [23]: 12-14).
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik
(Q.S. al-Mu’minun [23]: 12-14).
Ketujuh, Kreativitas dikembangkan menjadi suatu keahlian yang
didukung inspirasi tak terbatas, kendati masyarakat meragukan bahkan
mencibirnya. Misalnya, Nabi Nuh AS memiliki keahlian membuat bahtera yang
diperoleh melalui wahyu Ilahi, kendati masyarakat mencemoohnya (Q.S. Hud [11]:
37-38).
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي
فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (37) وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ
وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ
تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ (38)
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan
janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya
mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap
kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. berkatalah
Nuh: “Jika kamu mengejek Kami, maka sesungguhnya Kami (pun) mengejekmu
sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)
(Q.S. Hud [11]: 37-38).
Kedelapan, Kreativitas dapat menghasilkan produk yang bersifat
material, kesenian maupun kebijakan. Misalnya, kaum ‘Ad membangun kota ‘Iram
yang dipenuhi “gedung-gedung pencakar langit” yang menakjubkan (material); kaum
Tsamud mampu memahat gunung-gunung untuk dijadikan tempat tinggal (kesenian);
Fir’aun membuat kebijakan untuk membangun piramida-piramida (kebijakan) (Q.S.
al-Fajr [89]: 6-10).
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ (6) إِرَمَ ذَاتِ
الْعِمَادِ (7) الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِي الْبِلَادِ (8) وَثَمُودَ
الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ (9) وَفِرْعَوْنَ ذِي الْأَوْتَادِ (10)
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad?.
(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum
pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. Dan kaum
Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah. Dan Fir’aun yang mempunyai piramida-piramida
(Q.S. al-Fajr [89]: 6-10).
Poin ini sekaligus
mengajarkan bahwa kreativitas bisa muncul dari orang atau masyarakat bejat
sekalipun.
Kesembilan, Kreativitas diorientasikan agar menghasilkan produk
multi-fungsi. Misalnya, binatang dapat dimanfaatkan kulitnya untuk pakaian penghangat
tubuh; ditunggangi atau dijadikan kendaraan, seperti berkuda atau kereta kuda;
dikonsumsi untuk menambah energi; dijadikan binatang piaraan atau gembalaan;
dijadikan alat pengangkut barang atau binatang pekerja, seperti sapi pembajak
sawah; bahkan menciptakan moda transportasi yang belum ada sebelumnya (Q.S.
al-Nahl [16]: 5-8).
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ
وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (5) وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ
تَسْرَحُونَ (6) وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ
إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (7) وَالْخَيْلَ
وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا
تَعْلَمُونَ (8)
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan
kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke
kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul
beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (dia telah
menciptakan) kuda, bighal dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak
mengetahuinya (Q.S. al-Nahl [16]: 5-8).
Kesepuluh, Kreativitas menuntut pemikiran kompleks agar dapat menghasilkan
produk yang efektif dan efisien. Misalnya, teknologi “teleportasi” yang
dihasilkan oleh cendekia zaman Nabi Sulaiman AS (Q.S. al-Naml [27]: 40).
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آَتِيكَ بِهِ
قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآَهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ
قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ
شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ
كَرِيمٌ (40)
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab: “Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku
untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa
yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi
Maha Mulia” (Q.S. al-Naml [27]: 40).
Kesebelas, Kreativitas menjamin kualitas melalui proses
pengujian (evaluasi) berkelanjutan untuk menemukan titik lemah yang perlu
diperbaiki, hingga memperoleh hasil yang relatif sempurna (zero tolerance).
Misalnya, mengambil inspirasi kesempurnaan langit ciptaan Allah SWT yang tidak
mengandung cacat sama sekali, meskipun diamati secara berulang-ulang (Q.S.
al-Mulk [67]: 3-4).
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ
الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ (3)
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا
وَهُوَ حَسِيرٌ (4)
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah (Q.S. al-Mulk [67]: 3-4).
Kedua-belas, Kreativitas tidak melulu merupakan karya pribadi,
bisa jadi karya kolektif yang memadukan “otak”, “otot” dan “alat”. Misalnya,
Raja Dzulqarnain membangun dinding besi yang menjulang tinggi dan sulit
ditembus Ya’juj-Ma’juj, melalui kerjasama dengan masyarakat dan didukung
sarana-prasarana yang memadai (Q.S. al-Kahfi [18]: 95-97).
قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ
أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آَتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى
إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا
قَالَ آَتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ
وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97)
Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya
adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat),
agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku
potongan-potongan besi”. hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)".
hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi
panas itu". Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)
melubanginya (Q.S. al-Kahfi [18]: 95-97).
Ketiga-belas, Kreativitas seharusnya menghasilkan produk yang
menjaga masyarakat dari hal negatif dan membantu masyarakat meraih hal positif.
Misalnya, baju besi (zirah) buatan Nabi Dawud AS yang bersifat melindungi; dan
angin di bawah kendali Nabi Sulaiman AS yang bersifat memberkahi (Q.S.
al-Anbiya’ [21]: 80-81).
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ
فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ (80) وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي
بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ
عَالِمِينَ (81)
Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu; maka hendaklah kamu bersyukur (kepada
Allah). Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang
tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah
memberkatinya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 80-81).
Wallahu
A’lam bi al-Shawab.
Gunung Rejo, 4
Februari 2018
Posting Komentar untuk "13 Tips Qur'ani Berpikir Kreatif "